Selamat Idul Fitri 1430 H

T he only way to truly forgive is to forgive and forget. No grudges. It takes alot of you and makes your life so much better. - Duckgirl





'gambar asli diunggah dari sini dan didandani oleh dede
Selengkapnya...

Selembar dua-ribu pertama

Baru tiga hari yang lalu saya dan teman-teman sesama anak kos masa dua tahunan silam-yang kini sudah menjadi anak rumahan dengan penggawean yang berbeda-beda bidangnya- berbincang tentang uang. *bukan obrolan mata duitan lo ya?kalau soal itu nggak perlu disebar-luaskan juga sudah tahu.Bawaan lahir kali*

Kebiasaan perempuan kalau ngumpul pasti ngerumpi. Apalagi kalau lama tidak bertemu.Makin panjang lebar tuh. Mengenang masa silam yang masih hijau, teman-teman yang ber-bhineka, mereka ulang peristiwa-peristiwa memilukan namun tetap erghhh untuk diceritakan kembali, ditambah lagi pengalaman masing-masing usai tidak bersama-sama lagi, menambah daftar panjang cerita yang mengantri untuk bisa diuraikan dengan kata-kata.

Perbincangan kami kala itu lebih cenderung saling berbagi tentang pengalaman kami masing-masing, tentang pekerjaan maupun orang-orang baru yang kami temui dalam tahap hidup yang kami lakoni selama dua tahun ini. Kami berempat memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda. Dua teman saya bekerja di rumah sakit dengan posisi yang berbeda tentunya, yang satu mengabdi sebagai perawat, dan yang satu lagi sebagai resepsionis. Teman saya yang satu lagi bekerja sebagai akuntan di sebuah bank. Dan pekerjaan saya berkutat dengan urusan per-komputer-an. Kalau kami diberi waktu untuk bersama-sama terus, pastilah tidak akan ada sedetik pun yang berlalu dengan keheningan.

Okay, back to topic!

Perbincangan tentang uang itu bermula ketika saya dengan basa-basi menceritakan tentang banyaknya orang yang membutuhkan uang seribuan menjelang lebaran ini. Sampai-sampai muncul pekerjaan baru yang membuka jasa penukaran uang puluhan dengan ribuan tetapi dengan biaya tambahan senilai lima ribu rupiah kalau tidak salah. Hhmm, lumayan kreatif! Selanjutnya, teman saya yang akuntan itu melanjutkan panjang lebar tentang topik per-uangan tadi. Mulai dari alur peredaran uang dari masyarakat ke Bank Indonesia, proses pencetakan uang untuk bisa beredar lagi dan uang yang akan tidak dicetak lagi. Sifat saya yang selalu ingin tahu mendorong indra-indra saya untuk mendengarkan dengan seksama dan bertanya-tanya untuk sesuatu yang kurang saya pahami. Dan kabar terbaru yang saya dapatkan adalah tidak dicetaknya uang kertas seribuan. Uang kertas seribuan yang sudah masuk di Bank Indonesia akan dihancurkan dan tidak diedarkan lagi. Namun diganti dengan uang logam yang gambar kelapa itu. Selanjutnya, BI mencetak jenis uang kertas baru dengan nilai dua ribu rupiah.

Dari slentang-slenting yang saya dengar, selembar uang kertas dua ribuan tersebut sudah beredar. Selain dari bank, salah satunya didapat dari orang-orang yang membuka jasa penukaran uang tadi. Dan baru sampai di tangan saya dua hari kemudian. Meskipun uang yang saya dapatkan kondisinya tidak seperti uang baru dan cenderung lecek, saya merasa terpuaskan. Uang itu akan tetap saya simpan sebagai kenang-kenangan 'selembar uang dua-ribuan pertama' berdampingan dengan uang kertas lima ratusan gambar monyet yang sekarang sudah tidak beredar lagi. Mungkin setelah ini saya akan meninggalkan uang kertas seribuan di dompet saya. Berjaga-jaga kalau pada saatnya nanti sudah tidak berlaku lagi.


*gambar: punya sendiri dong, kan lecek? Selengkapnya...