Selamat jalan Michael Jackson

Shocked and unbelieved. Itulah gambaran perasaan saya saat tak sengaja membuka pintu gerbang dunia maya pagi ini.Foto Michael Jackson terpampang dengan jelas dalam headline yahoo, ,"Michael Jackson dies in LA". Saya pun langsung cek situs-situs lain yang memaparkan warta serupa dan didapat informasi bahwa penyebab kematian The King of Pop tersebut adalah cardiac arrest atau yang lebih dikenal dengan serangan jantung mendadak. Dia meninggal dalam usia 50 tahun. Diduga hal ini dipicu oleh stres dalam menyiapkan konser tunggalnya di London bulan Juli mendatang. Tapi kabarnya, kondisi kesehatan Jacko (nama panggilannya) memang tidak begitu bagus.
Tentunya, dunia sangat merasa kehilangan mengingat begitu banyak prestasi yang dia torehkan di dunia musik dan hiburan. Meskipun dunianya juga diwarnai banyak skandal. Nobodies perfect kan?
Saya termasuk satu dari sekian banyak orang yang mengaguminya. Khususnya lagu "Heal the world" yang saya putar berulang kali saat pertama kali mendengarnya. Ada pesan perdamaian di sana, seperti yang terdapat pada sebagian besar koleksi lagunya. Itulah yang menjadi kekhasannya, yang sedikit dimiliki oleh musisi lain. Pernah juga dia berkolaborasi dengan Lionel Richie,Stevie Wonder dan musisi-musisi lain yang populer di jamannya sebagai persembahan USA for Africa dengan judul "We are the world". Lagu itu benar-benar menyentuh dan akan tetap tersimpan rapi dalam album favorit saya.
Selamat jalan Michael Jackson.


Like anybody, I would like to live a long life. Longevity has its place. But I'm not concerned about that now. I just want to do God's will. And He's allowed me to go up to the mountain. And I've looked over. And I've seen the promised land. I may not get there with you.
Martin Luther King Jr

Good men must die, but death can not kill their names

---Proverbs


*gambar di-copy dari www.brandedinthe80s.com



Selengkapnya...

Edit foto kilat

Bulan juni adalah bulan kebebasan bagi saya. Untuk sejenak saya meliburkan diri dari pekerjaan sampingan saya sebagai...(kasih tau nanti saja deh). Pokoknya saya memiliki waktu senggang lebih banyak dibanding bulan-bulan lain. Tapi bukan berarti selepas kerja saya mesti enjoy tidur-tiduran di rumah karena tidak ada pekerjaan lain yang harus saya kerjakan. Itu sangat menjemukan. Biasanya saya mengisi waktu luang dengan duduk (lagi) di depan komputer tapi kali ini bukan untuk menuruti keinginan atasan melainkan meladeni kegemaran pribadi. Satu hal yang sangat menarik minat saya akhir-akhir ini adalah bermain dengan foto. Sebenarnya ketertarikan saya dengan foto sudah sejak lama. Hanya saja kesempatan untuk belajar lebih jauh baru datang sekarang. Rela juga untuk duduk berjam-jam demi mendapatkan hasil yang memuaskan.
Suatu sore, saya sedang asyik jalan-jalan di dunia maya dan menemukan situs seorang selebblogger. Dari situ, saya temukan tautan demi tautan yang mengarah pada selebblogger lain. Namanya juga selebbloger, isi artikelnya pasti berisi info yang up to date atau paling tidak gaya penulisan yang menarik. Ada satu judul yang memaksa saya untuk mengobok-ngobok isinya, yaitu "Edit foto tanpa software, bisa lho.." yang diposting oleh mbak chika. Di situ saya menemukan beberapa software yang memberikan layanan Online photo editing diantaranya adalah loonapix, picnik, splashup, fotoflexer dan magmypic. Saya langsung meluncur ke TKP. Ternyata caranya sangat mudah. Tinggal upload foto yang ingin diedit, selanjutnya tambahkan efek, pernak-pernik, ataupun teks yang kita mau. Salah satu layanan yang saya coba adalah di loonapix karena kita bisa langsung meng-edit tanpa registrasi dan kebetulan saya suka dengan pilihan efek-efek yang disediakan. Berikut ini adalah hasil edit-an foto saya.



Silahkan coba layanan Online photo editing yang lain dan selamat berkreasi Selengkapnya...

Malang di kota Malang

Sekedar bercerita tentang kisah saya beberapa hari yang lalu. Berniat meng-goal-kan satu keinginan yang sudah lama diplanning. Tapi belum sampai setengah jalan, malah kesremawutan yang saya alami. Tak bisa saya bayangkan bagaimana hasil akhirnya, kalau dalam prosesnya saja sudah sedemikian amburadul.

Liburan yang sudah lama saya nanti-nantikan setelah hampir sebulan penuh saya relakan diri berada di antara tumpukan kertas dan rasa kantuk yang berat akibat side job yang lumayan menyita waktu, ternyata pada hari-H melenceng jauh dari bayangan.

Saya tidak menyadari kalau hari itu adalah weekend. Jalanan terlalu macet dan buruk untuk dinikmati keasriannya. Apalagi perjalanan ini saya tempuh dengan bis. Meskipun banyak pemandangan alam yang saya lewati, tetap saja masih menyisakan kepenatan yang cukup mengusik. Kondisi tubuh pun turut mendukung suasana yang saya rasakan kala itu. Mungkin porsi sarapan saya hari ini terlalu sedikit hingga energi yang dihasilkan tidak tersuplai dengan seimbang di tubuh saya.

Perjalanan pun terpaksa saya nikmati dengan tetap membiarkan sang sopir menginjakkan rem mendadak beberapa kali - hampir menubruk kendaraan kecil di depannya. Isi perut saya mungkin sempat juga tertukar posisi . Selang dua jam, barulah saya tiba di kota tujuan - Malang. Tidak sabar untuk melanjutkan rencana, saya pun melangkahkan kaki ke dalam angkutan kota yang tampaknya akan mendahului angkutan-angkutan lainnya karena sudah penuh penumpang. Mobil melaju dengan kecepatan sedang sesaat setelah mas sopir menarik kemudinya. Sementara saya sedang meneguk minuman untuk membangun kembali ketenangan akibat perjalanan yang kurang menyenangkan. Dan tak disangka, ketenangan yang hampir saya dapatkan terusik lagi karena angkutan yang saya tumpangi tiba-tiba berhenti di tengah jalan-mogok.

Si mas sopir dan mas kenek pun ngomel-ngomel khas kera ngalam sembari memperbaiki mesin dan menyaksikan satu per satu penumpangnya berganti mobil,termasuk saya. Dalam hati saya bertanya,"Inikah Malang sekarang?", seakan sudah bertahun-tahun tidak menginjakkan kaki di kota ini. Padahal baru sebulan yang lalu saya singgah. Mungkin karena empat tahun saya berada di sini belum pernah merasa sepanas dan semacet hari ini. Malang yang saya kenal adalah malang yang mempunyai sejuta pesona yang selalu menyisakan kerinduan yang mendalam bagi setiap orang yang bermukim ataupun sekedar singgah di sana. Dengan puluhan Universitas yang membuatnya menjadi daya tarik setiap pelajar dari berbagai daerah yang tersebar di pelosok nusantara untuk menimba ilmu di kota ini, menciptakan warna-warni budaya yang terasimilasi dengan kebudayaan setempat. Hal ini membuat setiap sudut kota Malang terasa menarik. Namun, kesan yang saya tangkap saat itu tidak demikian. Kota itu terasa asing dengan banyak orang yang asing pula bagi saya. Mungkin saya belum siap untuk menyaksikan satu demi satu teman-teman kuliah saya kembali ke tempat asal mereka untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah. Saya pun belum menyadari kalau senyuman dan tegur sapa mereka tidak akan sempat lagi saya saksikan di kota ini. Ah, sudahlah. Ada pertemuan, ada juga perpisahan. Ada kebersamaan, ada kesendirian. Itulah hukum alam. So, life must go on.

Dan tak terasa saya sudah sampai di tempat tujuan. Bertemu dengan seseorang (pria) yang saya rindukan, tiba-tiba segaris senyuman mulai menyembul dari bibir saya. Tapi itu tidak berlangsung lama setelah beberapa kali obrolan yang kami lakukan terasa begitu hambar. Saya menyadari keadaannya yang masih lemas karena sakit. Seharusnya saya bisa membangkitkan semangatnya dengan canda atau apapun yang bisa membuatnya sejenak tak merasa sakit sekalipun sedang sakit. Mengingat suasana hati saya yang juga sedang kacau, hal itu tidak saya lakukan.

Detik demi detik pun berganti dan suasana tak kunjung cair. Ditambah lagi kesalahan demi kesalahan yang saya lakukan. Aduh!Semakin tidak enak saja. Saya ceroboh lagi. Hal yang biasa saya lakukan dan dia tau itu. Biasanya dia bisa memaklumi hal ini. Untuk kali ini, dengan keadaannya yang seperti itu, saya bisa mengerti kalau dia merasa terganggu. Salut juga dengan sikapnya yang tak membiarkan amarahnya meluap terlalu lama. Mungkin karena dia tidak tega memandang ekspresi wajah saya yang tergambar jelas sedang menyimpan suatu kesedihan plus kebingungan plus kecemasan, pokoknya perasaan yang serba tidak enak. Dia pun berinisiatif untuk mengikutsertakan teman-temannya dalam aktifitas kami selanjutnya. Saya juga telah mengenal teman-temannya dengan cukup baik setelah dia mengenalkannya kepada saya sekalipun hanya say hi yang bisa terucap dari bibir saya. Akhirnya, suasana perlahan berubah menjadi nyaman dan saya berusaha menikmatinya. Namun, hal itu tidak mengurangi penyesalan di hati saya. Tibalah waktu saya pulang dengan membawa sebuah PR besar yaitu bagaimana menjaga sikap dalam suasana hati seburuk apapun.

*Coretan ini ditujukan untuk seseorang sebagai isyarat kata maaf yang tulus dari lubuk hati saya Selengkapnya...

Sulitnya menaruh kepercayaan???

Sekilas teringat kasus yang masih santer terdengar melalui berbagai media. Kasus Pak Antasari Ashar, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang menjadi terdakwa pembunuhan Nasrudin Zulkarnain.Yang menarik, kasus tersebut telah banyak memunculkan public figure baru. Karena sorotan media,yang semula tidak nampak keeksisannya di media cetak maupun elektronik, mendadak dalam kasus tersebut kepopuleran mereka sedikit banyak terangkat ke permukaan. Tentunya dengan citra yang berbeda-beda menurut pandangan penikmat berita.
Ada satu hal yang sampai sekarang masih tersimpan dalam ingatanku. Yakni saat Pak Antasari bersama sang isteri mengadakan jumpa pers untuk melakukan klarifikasi atas keterlibatannya dalam kasus tersebut,statement yang diungkapkan oleh sang isteri benar-benar membuatku terpukau.Dengan tenang dan bijak berulang kali ia mengatakan "Saya percaya dengan bapak". Bahkan dalam beberapa kali wawancara pasca Pak Antasari berada dalam tahanan, ia tetap mengucapkan kalimat tersebut.


Asal-usul timbulnya rasa percaya yang begitu besar pada orang yang dicintai hanya dia yang tahu.Yang jelas,aku kurang setuju dengan anggapan bahwa cinta = 100% percaya. Bagiku, kepercayaan antar pribadi cenderung timbul karena sikap satu sama lain yang sama-sama bisa menjaga komitmen. Bukan ditentukan oleh kadar cinta yang dimilikinya. Malah menurutku saat seseorang merasa kurang percaya, itu lebih karena rasa takut sebagai bagian dari keterbatasan manusia bahwa orang yang dicintainya bisa saja melanggar komitmen yang dibuat bersama akibat beberapa hal yang juga merupakan keterbatasan sebagai manusia.

Adanya kesalahan fatal yang dibuat di masa lalu bisa juga menjadi faktor rasa kurang percaya tersebut. Hal ini seperti pepatah yang mengatakan,"Butuh waktu lama membangun sebuah kepercayaan, namun waktu sekian detik saja dapat menghancurkannya".

Aku pun menyadari bahwa kurangnya kepercayaan bisa memicu banyak hal negatif seperti pertengkaran dan perasaan cemas yang berlebihan. Sebagai perempuan yang sering mengandalkan perasaan, hal ini seperti berada di luar ruang kendaliku meskipun telah banyak kali aku mencoba mengendalikannya. Usaha dari dalam diri sendiri sudah sepatutnya dilakukan, namun lebih baik lagi jika dilakukan berdua. Ada baiknya,masing-masing pihak saling memposisikan diri. Pria berusaha untuk menyelami dalamnya perasaan wanita. Demikian pula sebaliknya, wanita mencoba menemukan kemauan pria dalam setiap pemikirannya.
Dengan begitu, mungkin kepercayaan bisa dibangun dengan kokoh.

Selengkapnya...