Seribu Langkah untuk sebuah Harapan

Saat kaki saya mulai menapak di dalam rumah yang damai itu, hati saya sudah siap untuk berbincang dengan penghuninya Yang Maha Baik. Suara-suara yang memasuki telinga saya seakan sudah terfilter untuk menerima pesan-pesan dan nyanyian-nyanyian dari surga saja. Ingin sekali membuang berjuta perkara dunia dan meneguk kedamaian meskipun untuk sejenak.

Namun, konsentrasi ini mendadak terpecah saat sepasang suami isteri duduk di deretan bangku depan saya. Ya suami isteri, bukan sekedar kekasih. Saya tahu pasti karena nama si pria -yang pernah ada di hati saya duluuuu sekali- disebutkan dengan jelas dalam pengumuman pernikahan di gereja ini kurang lebih dua bulan yang lalu. Mereka mengenakan pakaian dengan warna senada, biru tua yang lembut. Tampak sangat serasi, bukan hanya dari pakaian yang mereka kenakan melainkan juga dari cara mereka memperlakukan satu sama lain. Senyum yang saling terlontar dari bibir mereka membuat saya sangat iri.

Bukan. Bukan karena saya cemburu. Rasa itu sudah terkubur dalam-dalam bersama waktu dan orang-orang baru yang datang dalam kehidupan saya setelah itu. Tetapi saya merindukan gambaran seperti yang mereka perlihatkan terjadi pada saya. Pernikahan adalah tujuan besar yang ingin saya raih, yang telah saya impikan beberapa tahun terakhir, yang telah membuat saya melakukan ini dan itu serta rela mengalami kesemrawutan di sana-sini.

Pada akhirnya, saya harus melewati berjuta anak tangga untuk bisa sampai ke sana. Mungkin saat ini memang belum saatnya. Dua puluh dua (22) adalah usia yang sangat muda untuk menapaki hidup berumah tangga. Tapi angka kembar ini saya yakini saat yang tepat bagi saya untuk mencapai tahap yang lebih tinggi. Saya sangat yakin, karena saya tidak berdiam diri. Tapi kembali lagi pada Yang Maha Memberi.

Ups, saya jadi ingat untuk melanjutkan cerita yang di gereja tadi. Ah ya, singkatnya pikiran saya masih terbagi antara mata hati dan mata beneran. Sorry God. I'm still human being. Thanks for twenty two years, especially this chance.

2 komentar:

bandit™perantau mengatakan...

Selamat ulang tahun ya...

:D

Now or later, hope your marriage is your happiness...

Daysee mengatakan...

Epangawan kawan..

Yang pasti later lah..

Nabung dulu biar bisa nikah di Maumere :P

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung! Silahkan dikomeni, Monggo!