Sulitnya menaruh kepercayaan???

Sekilas teringat kasus yang masih santer terdengar melalui berbagai media. Kasus Pak Antasari Ashar, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang menjadi terdakwa pembunuhan Nasrudin Zulkarnain.Yang menarik, kasus tersebut telah banyak memunculkan public figure baru. Karena sorotan media,yang semula tidak nampak keeksisannya di media cetak maupun elektronik, mendadak dalam kasus tersebut kepopuleran mereka sedikit banyak terangkat ke permukaan. Tentunya dengan citra yang berbeda-beda menurut pandangan penikmat berita.
Ada satu hal yang sampai sekarang masih tersimpan dalam ingatanku. Yakni saat Pak Antasari bersama sang isteri mengadakan jumpa pers untuk melakukan klarifikasi atas keterlibatannya dalam kasus tersebut,statement yang diungkapkan oleh sang isteri benar-benar membuatku terpukau.Dengan tenang dan bijak berulang kali ia mengatakan "Saya percaya dengan bapak". Bahkan dalam beberapa kali wawancara pasca Pak Antasari berada dalam tahanan, ia tetap mengucapkan kalimat tersebut.


Asal-usul timbulnya rasa percaya yang begitu besar pada orang yang dicintai hanya dia yang tahu.Yang jelas,aku kurang setuju dengan anggapan bahwa cinta = 100% percaya. Bagiku, kepercayaan antar pribadi cenderung timbul karena sikap satu sama lain yang sama-sama bisa menjaga komitmen. Bukan ditentukan oleh kadar cinta yang dimilikinya. Malah menurutku saat seseorang merasa kurang percaya, itu lebih karena rasa takut sebagai bagian dari keterbatasan manusia bahwa orang yang dicintainya bisa saja melanggar komitmen yang dibuat bersama akibat beberapa hal yang juga merupakan keterbatasan sebagai manusia.

Adanya kesalahan fatal yang dibuat di masa lalu bisa juga menjadi faktor rasa kurang percaya tersebut. Hal ini seperti pepatah yang mengatakan,"Butuh waktu lama membangun sebuah kepercayaan, namun waktu sekian detik saja dapat menghancurkannya".

Aku pun menyadari bahwa kurangnya kepercayaan bisa memicu banyak hal negatif seperti pertengkaran dan perasaan cemas yang berlebihan. Sebagai perempuan yang sering mengandalkan perasaan, hal ini seperti berada di luar ruang kendaliku meskipun telah banyak kali aku mencoba mengendalikannya. Usaha dari dalam diri sendiri sudah sepatutnya dilakukan, namun lebih baik lagi jika dilakukan berdua. Ada baiknya,masing-masing pihak saling memposisikan diri. Pria berusaha untuk menyelami dalamnya perasaan wanita. Demikian pula sebaliknya, wanita mencoba menemukan kemauan pria dalam setiap pemikirannya.
Dengan begitu, mungkin kepercayaan bisa dibangun dengan kokoh.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung! Silahkan dikomeni, Monggo!