Teror (lagi)


Seorang pria paruh baya terpontang-panting di tengah kepanikan, berniat meminta uluran tangan dari orang-orang yang lalu lalang di jalanan kawasan itu. Namun, banyak orang merasa enggan. Entah takut, sibuk, atau memang tidak peduli.
Begitulah kira-kira gambaran yang saya tangkap dari pernyataan seorang saksi selamat dalam peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Clarton, Jakarta kemarin kurang lebih jam delapan pagi yang diwawancarai oleh reporter sebuah stasiun tv swasta. Sebelumnya saya ucapkan bela sungkawa untuk para korban.
Saya tidak pernah membayangkan rentetan peristiwa pemboman yang pernah terjadi di Indonesia bakal terulang. Saya tidak pernah habis pikir, apa untungnya bagi mereka (baca: pelaku) melakukan tindakan anarkhi seperti ini? Puaskah? Pikiran seperti apa yang bisa mengatur hatinya untuk menjadi puas, atau menginstruksi bibirnya untuk mengukir sebuah senyuman sedangkan banyak orang mengalirkan berkubik-kubik air mata? Saya hanya bisa bersimpati untuk orang-orang yang demikian. Dan saya harap kejadian seperti ini tidak akan terulang. Saya harap setiap orang termasuk saya mau untuk menanggalkan keegoisan dan obsesi yang mengancam keselamatan orang lain. Demi perdamaian.

* gambar dicuri dari sini

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung! Silahkan dikomeni, Monggo!